11.12.2011

Warrior Baek Dong Soo – Episode 14

Posted by Natasya widarta at 4:53:00 PM
Gwang Taek mencoba untuk menyadarkan kembali Dong Soo dari keidiotannya dengan memukulinya saat siang hari. Sementara tindakannya itu membuktikan kalau Dong Soo masih memiliki kesadaran diri untuk menjaga dirinya, tapi hanya itu saja hasil yang didapat.

Di markas Hoksa Chorong, Ji merenung apa yang harus ia lakukan mengenai Jin Ju yang mencoba untuk menghubunginya dan ia akhirnya menghubungi Jin Ki. Lalu ia kemudian menghubungi Sa Mo dan bertemu dengannya di pasar. Dia bertanya di mana sekarang Jin Ju berada.

Photobucket

Jin Ju tak bisa menahan diri lagi melihat Dong Soo dipukuli sedemikian rupa, jadi ia berusaha menghentikannya. Gwang Taek memberitahu Jin Ju kalau ia dapat melihat dari mata Dong Soo bahwa ia masih ada di sana tapi mencoba untuk melupakan segalanya. Jin Ju segera meraih Dong Soo dan meminta bantuan Cho Rip untuk menyeretnya pergi. Gwang Taek berniat mengikutinya tapi tepat pada waktu itu Sa Mo dan Ji sampai.

Jin Ju membawa Dong Soo, dan juga mereka yang mengikuti ke tempat di mana Sa Mo dulunya tinggal dan membesarkan Dong Soo, yang sekarang sudah menjadi tempat yang terbengkalai. Mereka masuk ke salah satu bangunan tua, dan Jin Ju memberitahu Cho Rip kalau ia akan membuat Dong Soo keluar dari ke”idiot”annya itu. Lalu ia meminta Cho Rip untuk pergi dan tidak membiarkan siapapun untuk masuk ke dalam.

PhotobucketPhotobucket

Jin Ju memalang pintu dari dalam dan menyalakan sebuah obor. Dia bertanya pada Dong Soo apakah ia mengingat kejadian saat mereka masih kecil dan Dong Soo menyelamatkannya dari kebakaran? Jin Ju memintanya kali ini untuk menyelamatkannya lagi dan memberitahu bahwa ia percaya pada Dong Soo, yang akan menjadi seorang ahli pedang terhebat di Joseon – Baek Dong Soo – dan kemudian membakar  gedung itu, memerangkap mereka berdua dalam api. Jin Ju memberitahu Dong Soo bahwa ia harus kembali ke dirinya sendiri sebelum waktunya habis. Begitulah … Jin Ju menunggu …

Di luar, Cho Rip melihat api yang dinyalakan oleh Jin Ju. Dia mencoba memaksa membuka pintu tapi tetap tidak bisa masuk. Gwang Taek datang dan ia segera memahami situasinya, mencegah Cho Rip yang ingin masuk. Setelah itu Ji dan Sa Mo datang, melihat kebakaran yang sudah mulai membesar dengan pandangan ngeri. Kali ini Ji yang mencegah Sa Mo yang akan masuk untuk menyelamatkan keduanya.

Photobucket

Dan api semakin berkobar hebat, bahkan Ji kemudian ingin turun tangan. Gwang Taek akhirnya bisa menduga kali ini, dan Ji mengakui bahwa Jin Ju memang anak gadisnya. Saat Ji maju, Dong Soo mendobrak keluar melalui pintu yang terbakar, membawa Jin Ju dalam pelukannya. Dong Soo akhirnya berbicara, dan bertanya pada Jin Ju apakah dia itu seorang yang idiot?

Kemudian Dong Soo dan Jin Ju beristirahat memulihkan diri  dibawah pengawasan ketat Cho rip. Dong Soo sadar terlebuh dulu dan menyadari kehadiran Ji sebelumnya, segera bertanya mengapa Ji ada di sini.
Ji dan Gwang Taek berada di luar rumah dengan canggung melakukan perbincangan, dengan Gwang Taek akhirnya bertanya siapa ayah dari Jin Ju. Ji memberitahu bahwa Gwang Taek bukanlah sang ayah ataukah demikian? Gwang Taek: “Benarkah, bahwa ayah dari Jin Ju adalah …” Ji segera menyela: “Bukan!”

Kemudian saat Gwang Taek berbalik dan mengatakan: “Yah, kalau begitu … ” kita berpindah ke markas Hoksa Chorong, dengan Chun duduk di sana, berkata: “Akhirnya kau memilih Gwang Taek.” Chun melanjutkan perkataannya bahwa cinta mereka berdua hanya akan berakhir dalam penyesalan. Dan kemudian ia memanggil Un untuk bertemu dengannya.

Photobucket

Un sedang duduk dengan Ji Sun, yang berhasil selamat dari lukanya yang parah.

Kilas balik …
Un sedang mencegah Ji Sun untuk menusuk Chun. Ji Sun mengatakan kalau ia ingin membunuh Chun dan Un atas apa yang mereka lakukan pada Pangeran. Chun memberitahu Un untuk membiarkan saja Ji Sun, dan Chun menghitung dengan tepat, karena saat Ji Sun menusuknya, Ji Sun tak punya niat sedikitpun untuk membunuh Chun, bahkan luka tusuk yang ia buat pada tubuh Chun membuatnya terkejut sendiri.

Chun memberitahu Ji Sun bahwa membunuh dirinya tak akan mengubah apapun, dan menyuruhnya menyerah saja. Ji Sun menganggap perkataan Chun sebagai perkataan yang sesungguhnya dan tak mau makan. Un memberikan pedangnya dan menawarkan pada Ji Sun untuk membunuhnya, dan karena itu tidak berhasil, maka Un mengatakan kalau Ji Sun membuat kelaparan dirinya sendiri, maka ia mungkin saja dapat mengikuti Pangeran yang mati, tapi bagaimana dengan Dong Soo? Dong Soo berpikir kalau Ji Sun sudah mati, dan sebagai hasilnya sekarang ia telah kehilangan kewarasannya. Apa tanggungjawabnya mengenai itu?

Kembali ke masa kini …
Ji Sun dan Un duduk dan tampak bercakap-cakap. Un bertanya apakah Ji Sun masih marah padanya dan Ji Sun menyangkalnya, mengatakan kalau itu masa lalu. Un memberitahu Ji Sun kalau mereka akan pergi ke Tiongkok dalam waktu tidak lama lagi. Un bertanya apakah ada sesuatu yang Ji Sun perlu agar Un lakukan sebelum mereka pergi, dan Ji Sun menjawab tidak, ia sekarang sudah mati. Un memintanya paling tidak mengirimkan sebuah pesan pada Dong Soo, dan kembali Ji Sun menolaknya.

Photobucket
Chun memberikan sebagian buku dari Rencana (ga tau tuh darimana dapetnya). Tugas Un adalah mengirimkan buku dan Ji Sun ke Kaisar Qing.

Ji meninggalkan sebuah surat bagi Jin Ju dan kembali ke markas Hoksa Chorong. Gwang Taek bertanya padanya mengenai keadaan Ji Sun, dan Ji memberitahu kalau Ji Sun masih hidup, tapi lebih baik bagi Ji Sun jika mereka berpura-pura kalau mereka tidak tahu itu.

Jang Mi membuatkan makanan dengan sepenuh hati untuk Dong Soo (dengan Mi So mencuri beberapa daging ekstra untuk Cho Rip) dan mereka semua berkumpul untuk bersantap kecuali Dong Soo yang telah menyelinap keluar. Dia menghadang Ji dan bertanya padanya mengenai Ji Sun. Dong Soo ingat kalau Ji pernah mengatakan kalau ia akan mengembalikan Ji Sun pada mereka. Jadi meskipun itu hanya tubuhnya, Dong Soo memohon agar Ji mengembalikan Ji Sun.

Photobucket

Ji memberitahu Dong Soo untuk melupakan Ji Sun. Dong Soo memintanya untuk menjawab pertanyaanya dan menghunuskan pedang. Ji mengatakan kalau itu sangat bodoh untuk mengancamnya dan menyuruhnya menyarungkan kembali pedangnya. Ji memberitahunya jika ia tak dapat melindungi wanita yang ia cintai, maka ia seorang yang tidak berguna. Dong Soo mengatakan pada Ji untuk menarik kembali ucapannya itu, tapi Ji justru melanjutkan perkataannya dengan menyebut Dong soo hanyalah seorang anak kecil bermulut besar.

Dong Soo menyerangnya dan Ji dengan cepat menjatuhkan Dong Soo. Ji memberitahunya bahwa sekarang Don gSoo terlalu lemah untuk menolong siapapun. Jin Ki sampai, sementara Ji memberitahu Dong Soo untuk menjadi lebih kuat dan melupakan semua itu.

Photobucket

Dong Soo bangkit untuk bertarung lagi tapi Jin Ki menghentikannya, bertanya apakah Dong Soo sinting lagi. Dong Soo akhirnya bertanya bagaimana keadaan Ji Sun. Ji memberitahu Dong Soo bahwa selama tato map itu ada di tubuhnya, Ji Sun akan selalu menjadi target meskipun ia sudah mati. Dong Soo memberitahu Ji bahwa ia akan melindungi Ji Sun meskipun itu berarti ia akan melindungi makamnya. Ji menyahut: “Yeah, lihat betapa baiknya kau dalam melindungi sesuatu sebelum ini, dan lagi apa gunanya melindungi sebuah makam?” Ji memberitahu Dong Soo untuk menjadi lebih kuat.

Photobucket

Jin Ki akhirnya menceritakan mengenai hubungan antara Jin Ju dan Ji.
Dua puluh tahun lalu …
Gwa Ok adalah anak dari Chun sebelumnya, dan Jin Ki adalah seorang petugas pelatihan dan juga pengawal pribadi Gwa Ok. Pada suatu hari, ia mengamati Gwa Ok mual-mual pertanda hamil. Gwa Ok melaporkan ini pada Chun yang sekarang bahwa ia perlu pergi sekitar setahun. Chun berkata, baiklah, kau tidak memberikan alasan tapi tidak masalah. Dan Chun yang sekarang memberitahu Jin Ki untuk melindungi Gwa Ok.

Gwa Ok pergi dari Hoksa Chorong, dan setelah waktunya, ia melahirkan seorang anak perempuan dengan usahanya sendiri. Setelah merasa cukup kuat untuk melakukan perjalanan, Gwa Ok pergi meninggalkan anaknya pada Jin Ki, yang kemudian memberi nama anak perempuan itu Jin Ju, seperti mutiara hitam yang telah ditinggalkan oleh Gwa Ok.

Kembali ke masa sekarang …
Jin Ki tak tahu siapa sebenarnya ayah dari Jin Ju dan bertanya pada Gwang Taek apakah dia, tapi Gwang Taek mengatakan bahwa Ji memberitahu kalau itu bukanlah dirinya. (Hei .. hei hei … cobalah hitung tahun kelahiran si Jin Ju kalian khan pasti tahu tuh siapa ayahnya …. kalau tidak Gwang Taek benar-benar seorang yang bodoh)

Jin Ju terbangun, tertegun menemukan semua orang KECUALI Dong Soo ada di sekelilingnya. Dong Soo ternyata ada di luar. Dong Soo kemudian masuk dan terlihat malu diri, memberitahu Jin Ju kalau Jin Ju sekarang terlihat sungguh kacau. Sa Mo bertanya pada Jin Ju apa sebenarnya yang telah ia lakukan dan apa gunanya itu semua? Bagaimana jika ia mati karenanya? Jin Ju hanya mengangkat bahunya dan berkata: “Aku hidup.”

PhotobucketPhotobucket

Semua orang akhirnya meninggalkan Jin Ju untuk memberinya waktu istirahat, kecuali Jin Ki, yang memberitahunya kalau memang iya, bahwa wanita itu memang ibumu. Kemudian Jin Ju bertanya, kalau begitu kau bukanlah ayah kandungku? Jin Ju memberitahunya kalau ia sudah tahu itu bahkan sejak ia masih seorang anak kecil. Karena itulah ia selalu penasaran siapa sebenarnya kedua orangtuanya, tapi takut untuk menanyakannya. Jin Ki kemudian memberitahu Jin Ju kalau ia adalah ayah Jin Ju, tak peduli apapun yang terjadi dan juga untuk selamanya, ia selalu menjadi ayah dari Jin Ju.

Jin Ki kemudian memberikan Jin Ju surat dari Ji. Dalam surat itu, Ji mengatakan bahwa mengirim Jin Ju pergi adalah hal yang terbaik yang bisa ia lakukan. Ia pikir itu akan memberi Jin Ju kesempatan untuk hidup bahagia. Tapi kelihatannya ini justru meninggalkan goresan di hati anaknya. Jadi mulai dari sekarang, ia tak akan meninggalkan Jin Ju sendirian. Ia sebagai ibu akan melindungi Jin Ju.

Dong Soo menemukan Jin Ki di halaman dan bertanya di mana sebenarnya markas dari Hoksa Chorong. Jin Ki memberitahu Dong soo aklau ia dapat memberitahunya jika itu 20 tahun yang lalu, tapi meskipun ia bisa, kelihatannya Ji Sun tak mungkin akan tetap berada di sana. Dan jika ia mati, maka tubuhnya kemungkinan besar dikirim ke Qing karena tato map yang ada di tubuhnya itu.

Ji sampai di markas Hoksa Chorong dan bertemu dengan mata curiga dari kapten dari para pembunuh gelap. Ternyata si kapten ini sangat marah karena Un diangkat menggantikan In yang berarti posisinya setingkat di atasnya. Dia kemudian pergi minum-minum dan bertemu dengan Dae Ung, yang menghasutnya, mengatakan kalau si kapten telah ditusuk dari belakang. Tanpa sepengetahuan keduanya, mereka sedang diamati oleh Gu Hyang, sang gisaeng. Dae Ung mengakui kalau ia memiliki sebuah rencana di otaknya.

Photobucket

Kembali ke Istana, Raja tak sengaja menyadari kalau penerangan di kamar Pangeran muda masih menyala. Raja kemudian diberitahu kalau Pangeran seringkali terjaga sampai malam untuk belajar, dan sekarang ia sedang belajar salah satu dari 5 buku klasik Konfusius, Sejarah Klasih. Raja sangat senang mendengar ini, dan memutuskan untuk tidak mengganggu pelajaran Pangeran.

Tapi, ayah Ratu mendengar ini dan segera berlari untuk memberitahu sang Ratu. Ratu kemudian mengatakan bahwa ia sebenarnya memiliki semacam perasaan mengagumi pada Pangeran muda yang belajar dengan demikian keras. Ayah Ratu mengigatkan anaknya untuk tidak melupakan kalau Pangeran menjadi seorang Raja, seluruh keluarga mereka kemungkinan besar akan tersapu habis. Ratu memberitahu ayahnya bahwa ayahnya seharusnya tahu kalau tidaklah mudah untuk diangkat menjadi seorang Raja.
Pangeran masih melanjutkan belajarnya …

Di markas Hoksa Chorong, Un dan Ji Sun melewati si kapten, yang ingat kalau rencana Dae Ung berkaitan dengan kejatuhan dari Chun.

Ji memberitahu Ji Sun kalau Ji Sun pergi ke Qing maka hidupnya akan berada dalam bahaya besar. Un ingin tahu apa artinya itu, tapi Ji Sun mengatakan kalau ia tahu itu. Ji bertanya lagi apakah ia masih berniat pergi ke Qing, dan Ji Sun menjawab kalau begitu banyak orang yang telah mati karena Rencana, jadi ia akan pergi ke Qing dan mengakhiri garis terakhir keluarganya dan juga Rencana. Ji Sun mengatakan kalau ia sudah mati, tapi Un membantahnya. Un bertanya pada Ji apakah ada jalan untuk menyelamatkan jiwa Ji Sun, tapi Ji menjawab tidak ada satupun jalan.

Gu Hyang melapor pada Chun kalau Dae Ung masih hidup dan bertemu dengan kaptennya. Chun berterima kasih padanya dan kemudian memanggil Un untuk mengikutsertakan Gu Hyang dalam perjalanan ke Qing. Chun kemudian mengisahkan sedikit sejarah dari pedang-pedang yang ada di Balai Utama. Ada sekitar 100 tahun panjangnya sejarah di sana, dan ia telah menumpahkan darah dan keringat untuk bisa sampai seperti ini. Chun kemudian menunjukkan ke tempat yang kosong di antara deretan senjata, mengatakan bahwa ini adalah hal terakhir yang ia ingin raih. itu adalah tempat untuk pedang Gwang Taek. Chun mengatakan bahwa mulai dari sekarang, ia akan menjadi seorang tokoh yang melegenda dalam sejarah Joseon, para pedagang dan juga bangsawan tak berarti dibandingkan dirinya.

Photobucket

Chun memberitahu Un bahwa ia telah memilih Un untuk mengambil alih posisinya. Jika Un punya kemauan keras dalam dirinya untuk melakukannya, Chun akan menyerahkan posisinya pada Un. Un berlutut dan memberitahu Chun bahwa ia akan mengikutinya dalam semua hal jika ia bersedia meengabulkan satu permintaannya, bahwa itu adalah hidup Ji Sun. Chun menyahut bahwa ia tahu bagaimana perasaan Un, tapi Rencana dan juga Ji Sun harus diserahkan pada Kaisar, jadi hidup Ji Sun bukanlah dalam wewenangnya.

Un menyatakan keberatannya lagi, dan Chun memberitahu Un jika misi ini gagal, maka bukanlah pedang Gwang Taek yang akan mengisi tempat kosong itu di Balairung Utama tetapi milik Un.

Dong Soo menemukan Gwang Taek, yang menyadari kalau sikap Dong Soo sudah jauh berubah, dan sesuatu juga sedang berubah di dalam dirinya, karena sekarang Dong Soo tampak lebih tenang. Dong Soo memberitahu Gwang Taek bahwa itu semua dikarenakan oleh Gwang Taek, yang berbalik mengatakan kalau bukan, itu semua karena Jin Ju, jadi Dong Soo seharusnya berterima kasih pada Jin Ju sebelum ia pergi.

Photobucket

Jin Ju telah menunda keberangkatannya dan sedang menunggu di halaman, berharap Dong Soo akan muncul. Ketika Dong Soo benar-benar muncul, Jin Ki tersenyum kecil pada anaknya, memberitahunya untuk segera menghampiri Dong Soo dan kemudian Jin Ki pergi. Semua orang yang lain segera menyingkir, meninggalkan mereka berdua sendirian. Setelah saling mengucapkan selamat tinggal dengan rasa canggung dan kaku, Dong soo merengkuh Jin Ju dan memeluknya. Dong Soo berterima kasih pada Jin Ju. Mereka kemudian berpisah dan Jin Su pergi, berulangkali melihat ke belakang.

Daripada menuju ke persembunyian bandit, ternyata sebenarnya Jin Ki membawa Jin Ju untuk menemui Ji. Ji meminta maaf pada Jin Ju, yang hanya ingin tahu mengapa ia dibuang. Ji memberitahu Jin Ju bahwa ia tak pernah sekalipun melupakan Jin Ju. Jin Ju mengatakan kalau ia sangat merindukan ibunya, dan memanggil Ji ibu. Mereka berdua segera berpelukan dan menangis.

Photobucket

Si kapten mencuri segel Chun, dan hampir saja tertangkap dalam usahanya itu. Tapi Chun teralihkan perahtiannya oleh sebuah gulungan yang ia temukan di Dae Ung. Itu berisikan daftar orang-orang, dan mereka semua adalah ahli bela diri atau petarug. Sekitar 20 orang dibagi menjadi 3 tingkat.

Di atas tingkat menengah, mereka telah menempatkan Dae Ung, jadi mereka berpikir kalau ada 6 orang yang memiliki keahlian lebih tinggi daripada Dae Ung. Si kapten mengatakan kalau sebenarnya ada 3 yang pasti memang lebih baik: Jung Myung Hun, seorang pegulat yang telah bertarung dengan beberapa samurai, dan sekarang justru dipekerjakan oleh mereka; Hwang Jin Ki, yang mereka tahu sekarang kalau belum mati, dan sementara ia menjadi tua, ia juga semakin kuat; yang terakhir adalah Jang Tae San, seorang pemburu hadiah. Tapi, Chun tidak mengenali nama lain di dalam daftar itu: Baek Myun Young, terdaftar sebagai seorang pelajar. Kapten juga tak tahu banyak mengenai dirinya, selain penjelasan kalau ini hanyalah julukannya saja (dan kita lihat kalau ia sedang membeli sebuah buku gambar porno dari pelukis kita Kim Hong Do)

Photobucket

Si kapten pergi menyatakan kalau apa yang ia ambil adalah sebuah apel, yang membuat Chun tertawa karena itu kata-kata yang sama dengan permintaan maaf. Di atas daftar itu, Chun menambahkan nama Gwang Taek.

Gwang Taek mengadakan sebuah pertemuan yang dihadiri hampir semua orang, kecuali Dong Soo, mengatakan pada mereka semua bahwa Ji Sun masih hidup, tapi ia masih belum dapat memutuskan mengenai situasi ini. Sa Mo memberitahu Gwang Taek bahwa jika Gwang Taek tak akan melakukan sesuatu, maka dirinya akan berusaha membebaskan Ji Sun sendiri. Ia mungkin tak dapat menemukan markas Hoksa Chorong tapi ia tahu di mana harus menemukan Un. Utusan Qing akan meninggalkan Joseon besok, jadi ia mengharapkan mereka akan menuju ke pelabuhan untuk naik ke kapal, dan Un pasti akan di sekitar sana.

Gwang Taek memberitahu yagn lain untuk tidak memberitahu Dong Soo, bahwa ia dan Sa Mo akan mengurus ini. Tak ada yang tahu kalau Dong Soo ada di luar sedang menguping dan kemudian segera pergi menyelinap keluar.

Photobucket

Si Kapten mengantarkan segel Chun pada Dae Ung.

Tuan Hong mengucapkan perpisahan pada utusan Qing, mengatakan bahwa Rencana akan diantarkan padanya ketika ia sudah naik ke kapal. Utusan bertanya apakah Chun akan melihat kepergiannya, dan Dae Ung tiba untuk memberitahunya tidak, Chun tidak akan di sana. Dae Ung memberitahu mereka bahwa Chun berencana untuk mengkhianati mereka semua dan menyimpan Rencana. Utusan itu menyadari kalau ia tak melihat Chun pada perjalanannya kali ini, apakah ada alasannya? Dae Ung mengatakan kalau itu semua adalah rencana Chun untuk mendapatkan kembali Rencana sehingga kesalahan akan ditimpakan pada sang utusan. Sebagai buktinya ia menunjukkan pada mereka sebuah perintah palsu dengan segel Chun. Setelah sang utusan pergi, Tuan Hong bertanya pada Dae Ung apa yang sedang ia rencanakan, dan Dae Ung memberitahu bahwa ia akan mendapatkan kembali posisinya di Hoksa Chorong.

Un, Ji Sun, Gu Hwang, dan seorang pembunuh gelap menuju ke pelabuhan untuk bertemu dengan sang utusan.

Gwang Taek dan Sa Mo menemukan kalau Dong Soo menghilang.

Jin Ju melihatnya sedang berkuda melewatinya, dan kemudian sementara mereka dengan tergesa-gesa ke pelabuhan, para pemuda yang lain tak sengaja menabrak pelukis Kim Hong Do. Jadi semuanya sedang menuju ke pelabuhan.

Si Kapten mengingat perintah dari Dae Ung, ia harus mendapatkan buku dan membunuh Ji Sun.

PhotobucketPhotobucket

Un mengawal Ji Sun ke dermaga, menemui Utusan Qing di sebuah ruangan dan menyerahkan buku pada utusan Qing. Sang utusan meminta bukti bahwa Ji Sun memiliki tato map. Awalnya Ji Sun berdebat kalau ia hanya diijinkan untuk menunjukkannya pada Kaisar, tapi sang utusan bersikeras. Ji Sun berbalik dan mulai menanggalkan hanboknya, tapi Un segera mengambil pedang pendeknya dan menebas hanboknya, memperlihatkan sebagian dari tato map di punggungnya. Sang utusan sekarang percaya dan sangat senang.

Mereka kemudian menuju ke perahu, dan Un bertanya sekali lagi pada JI Sun apakah ia mengerti kalau ia menapakkan kakinya di perahu itu maka sudah tidak ada jalan kembali lagi. Ji Sun tak menjawabnya dan tetap bergerak maju. Saat ia melewati si Kapten, Kapten segera menaruh pedang di lehernya. Kapten memberitahu Un untuk meletakkan senjatanya dan meminta buku pada sang utusan. Saat utusan itu menyerahkan buku dan sang kapten mau mengambilnya, sebuah pisau bermata tiga mengenai lengan si kapten, dan Dae Ung tiba di sana.

Si kapten menyadari kalau ia telah dikhianati oleh Dae Ung, dan sebelum ia sempat mengucapkan perkataan apapun, Dae Ung membunuhnya. Dae Ung kemudian mengambil kembali buku itu pada sang Utusan. Semua ini telah meyakinkan sang utusan kalau Chun telah mengkhianatinya.

Photobucket

Ketika mereka sekali lagi akan mengangkat sauh, Dong Soo datang dan berteriak pada mereka. Dari pangkal dermaga ia berteriak pada mereka untuk berhenti. Dong Soo kemudian bertarung dengan para pembunuh gelap untuk membuat jalan ke ujung dermaga. Sementara ia memberitahu mereka kalau mereka tidak boleh pergi, Ji Sun berteriak memintanya untuk tidak mendekat. Mereka saling bersahut-sahutan, dan akhirnya Ji Sun mengatakan kalau ini adalah takdir, dia sudah mati. Dan Dong Soo mengatakan bahwa ia pernah mengatakan kalau ia akan melindungi Ji Sun dan untuk percaya padanya.

Dong Soo terus bertarung dengan para pembunuh gelap untuk membuka jalan ke ujung dermaga.

0 comments:

Post a Comment

 

Glacial Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review