Ji Sun berhasil menghindari pengejaran para penguntitnya yang lain dengan turun dari kuda, dan kemudian berusaha menyusup keluar, Jin Ju melihatnya dan segera menariknya untuk membantu. Kedua gadis itu kemudian bertemu kembali dengan Dong Soo, dan berusaha menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi.
Dong Soo memberitahu keduanya bahwa sangat jelas kalau ada seorang pengkhianat di antara mereka, entah siapa dan di mana. Dia tiba-tiba teringat pada perkataan Un yang memberitahu Dong Soo kalau ia mungkin akan menyesali keputusannya untuk membantu Un, jika ternyata Un lah yang melukai teman-temannya. Dong Soo tidak percaya kalau Un lah pengkhianatnya. Meninggalkan Ji Sun dalam perlindungan Jin Ju, Dong Soo pergi untuk mencari Pangeran.
Di hutan, di mana Un meminta maaf pada Komandan Im dan kemudian menusuknya sampai mati. Im mati, berlutut di tengah hutan. Pangeran tak terima dengan kematian Im, mengambil tombaknya dan mulai mengikuti Un dan Chun.
Dong Soo berlari melalui hutan menuju ke tempat pertemuan, mencoba untuk menemukan Pangeran dan Im. Dia merasa ngeri saat melihat para pembunuh gelap sedang membersihkan sisa-sisa pertarungan dan menumpuk mayat di sebuah kereta. Dong Soo segera menyerbu mereka, membunuh beberapa pembunuh gelap itu dan kemudian memeriksa apakah ada di antara pengawal yang masih hidup. Meskipun lukanya sangat parah, ternyata salah satu pengawal masih ada yang bernapas, dan memberitahu Dong Soo bahwa Pangeran sedang dalam bahaya. Dong Soo bertanya padanya di mana Un, sang pengawal membisikkan sesuatu di telinga Dong Soo kemudian menghembuskan napas terakhirnya.
Pangeran menyerbu ke arah Chun dan menyerangnya. Chun akhirnya membuka bungkusan pedangnya, yang sebelumnya ia beritahukan pada Pangeran, bahwa pedang ini yang akan ia gunakan pada Pangeraan jika ia harus membunuh sang Pangeran. Chun bertanya megnapa Pangeran menyerangnya, meskipun tahu apa yang akan terjadi. Pangeran menjawab bahwa ia adalah pondsi negara dan tak dapat menjadi seorang pengkhianat meskipun kematian di dekat mata.
Chun dan Pangeran bertarung. Chun sangat tenang, sementara Pangeran sangat murka. Mereka masing-masing terkena tusukan dari lawannya, dengan luka Pangeran jauh lebih parah daripada luka yang didapat oleh Chun, yang pada dasarnya hanya mendapat sebuah goresan. Chun berhenti sejenak untuk mengatakan bahwa ia akhirnya memahami mengapa Gwang Taek mungkin lebih baik daripada dirinya. (Bahwa Gwang Taek selalu berlaku tenang dan berkepala dingin dalam menghadapi setiap serangan dari Chun, yang selalu bernafsu untuk membunuhnya.) Tapi Pangeran memberitahunya untuk berhenti berbicara menyindir.
Pertarungan mereka berlanjut, dan Chun mulai benar-benar menguasai pertarungan itu. Pada akhirnya Chun menusuk sang Pangeran. Sementara ia berdiri di sana, tertusuk, ia memberitahu Chun bahwa meskipun ia mungkin mati, tapi mimpinya akan Ekspedisi ke Utara tidaklah padam, tak peduli berapa tahun yang akan dibutuhkan.
Pada saat yang bersamaan di tempat lain, Ji Sun, yang sedang mengikuti Jin Ju, mencengkeram jantungnya …
Chun meninggalkan Un untuk membersihkan tempat kejadian di mana Pangeran telah wafat. Un berlutut di hadapan tubuh Pangeran dan meminta pengampunan. Dia memberitahu kalau tidak ada jalan lain. Dengan air mata mengalir di wajahnya, Un memohon pengampunan Pangeran …. munafik lah … sudah membunuh terus minta ampun … semua penjahat bisa aja seperti itu …
Dong Soo menemukan tubuh Komandan Im, masih berlutut di sana di tengah hutan. Hati Dong Soo berdegup dengan kencang dan segera mencari Pangeran dan menemukan Un sedang berlutut di hadapan Pangeran. Dong Soo segera berlari ke arah mereka, dan ketika ia melihat kalau Pangeran sudah meninggal, dia segera berteriak dengan penuh kegusaran dan sedih. Un anehnya, hanya berdiri di sana, menunggu Dong Soo menghadapinya.
Dong Soo bertanya pada Un apakah ia yang melakukan semua ini. Un tidak mengatakan apapun sementara Dong Soo memohon padanya untuk memberitahukan alasannya, mengapa? Un terus berdiri diam, dan Dong Soo bertanya apakah Un akan membunuhnya sekarang? Dong Soo mencengkeram Un dan memintanya untuk berkata sesuatu. Apakah ia sudah menjadi sinting? Apakah ia benar-benar Un? Apakah ia benar-benar orang yang melalui segalanya bersama-sama dengannya?
Un akhirnya mengatakan kalau ini adalah takdir. Tak ada yang bisa dilakukan untuk melawan takdir. Bahkan jika ia sudah mencoba untuk lari dari takdir ini, tapi tak ada jalan keluar. Jadi ini memang sudah menjadi takdir.
Dong Soo berteriak pada Un untuk tidak mengatakan omong kosong dan kemudian menghantamnya. Kemudian kilas balik dari keduanya: menyalakan menara suar saat ujian; ketika mereka pertama kali bertemu; Un bertanya mengapa Dong Soo menipu Im mengenai lukanya, dan Dong Soo menjawab kalau ia percaya pada Un. Dan dengan setiap kilas balik itu, Dong Soo menghantam Un, dan Un membiarkannya.
Dong Soo akhirnya menghunus pedangnya. Dengan menangis, Dong Soo memberitahu Un bahwa ia harus membunuh Un.
Jin Judan Ji Sun berhasil masuk ke hutan, dan berpapasan dengan Chun dan anakbuahnya. Mereka bersembunyi di belakang sebuah pohon besar, tapi Chun mendengar tindakan mereka dan bertanya siapa di sana. Jin Ju memberi isyarat pada Ji Sun agar bersembunyi sementara ia keluar menemui mereka. Jin Ju keluar dan memberi salam pada Chun dan kemudian segera pergi, anakbuah Chun mengikutinya. Ji Sun berbalik dan mengendap-endap untuk pergi ke jurusan yang lain, tapi Chun masih bersembunyi di sekitar tempat itu.
Dong Soo menyerang Un, yang memberitahunya untuk berhenti, atau ia akan melawan Dong Soo. Dong Soo berteriak padanya untuk melawan balik. Un memohon padanya untuk menghentikan tindakannya, tapi Dong Soo berteriak kalau ia akan membunuh Un.
Ji Sun sampai di tempat itu saat Un sedang berdiri, sementara Dong Soo berusaha memulihkan penglihatannya yang tertutup kotoran, dilemparkan oleh Un. Dong Soo segera maju menyerang. Ketika Un mengangkat pedangnya untuk menangkis, Ji Sun merangkul Un dari belakang untuk menyingkir, menghindari serangan Dong Soo. Pada akhirnya, dalam kengeriannya, Dong Soo ternyata menusuk keduanya, Un DAN Ji Sun.
Kedua-duanya, Ji Sun dan Un roboh ke tanah, dan sementara Dong Soo memohon pada Ji Sun agar tidak mati, Un berujar bahwa hasilnya ternyata sungguh ironis. Dong Soo memberitahu Un agar tidak mati sekarang, karena ia nantinya yang akan membunuh Un.
Dong Soo mengangkat Ji Sun untuk memanggulnya di punggung, dan mulai berlari untuk menyelamatkannya.
Saat mereka melewati suatu padang, Ji Sun sadar dan meminta untuk dibawa ke sisi Pangeran. Dong Soo memberitahunya bahwa ia tak dapat melakukan itu, dan Ji Sun memohon padanya agar membawanya kembali. Dong Soo berhenti dan bertanya padanya, bagaimana nanti jika ia mati? Dan Ji Sun menjawab kalau ia baik-baik saja.
Dong Soo berbalik dan mereka kembali ke tempat tubuh Pangeran berada.
Sementara Dong Soo berlutut di hadapan Pangeran, dan Un mengawasi dari jauh di bawah pohon yang lain, terluka, Ji Sun menyandarkan dirinya di tubuh Pangeran dan meminta Pangeran untuk mengajaknya. Dia kemudian menatap Dong Soo dan meminta maaf. Dong Soo meminta Ji Sun untuk tidak meminta maaf padanya dan jangan mati. Un, di lain pihak, terlihat sangat frustasi. Ji Sun berterima kasih pada Dong Soo, dan Dong Soo memintanya agar jangan mati sekarang.
Ji Sun terkulai di sisi Pangeran. Dong Soo bertanya mengapa dirinya tak dapat membawakan beban berat yang ditanggung oleh Ji Sun. Dong Soo mulai menangis dan memohon padan Ji Sun agar tetap hidup.
Dong Soo mulai berteriak, dan teriakannya menggema ke seluruh penjuru hutan dan menarik perhatian, bukan hanya dari Jin Ju tapi juga Chun.
Jin Ju terkejut sehingga keluar dari tempat bersembunyinya dan anakbuah Chun segera mengendap-endap untuk menyerangnya. Untunglah, Jin Ki datang dan muncul untuk menyelamatkan anaknya. Anakbuah Chun mengenalinya kalau ia adalah Hwang Jin Ki … uh oh … dia seharusnya membuat semua orang percaya kalau ia mati … demi Ji tentunya … dan Jin Ju segera lari sementara Jin Ki bertarung melawan anakbuah Chun …
Chun sampai dan menemukan Dong Soo ada di hadapan tubuh sang Pangeran. Ketika Chun bertanya pada Un, mengapa ia tak mengurus ini, Dong Soo mendengarnya dan bertanya apakah Chun adalah orang yang membunuh mereka semu? Chun balik bertanya “Dan siapa kau” Dong Soo mengambil pedangnya dan menyerang Chun. Chun dengan mudahnya mengelak dari serangan itu, dan bertanya pada Dong Soo apakah ia ingin mati. Dong Soo menyerangnya lagi, dan Chun segera melumpuhkannya dengan mencekal lehernya. Dia memberitahu Dong Soo bahwa jika Dong Soo memang ingin mati, maka ia akan mengabulkannya. Saat ia mulai mencekik Dong Soo, Chun tiba-tiba mengenalinya sebagai anak laki-laki yang dulu pernah menusuknya …
Chun bertanya apakah ia Baek Dong Soo. Dong Soo sebaliknya, juga mengenalinya dan bertanya apakah ia dalang di balik semua ini. Chun menjawab tidak, ini adalah takdir. Dong Soo memberitahunya kalau ia akan membunuh mereka semua.
Chun tertawa padanya dan mengatakan kalau Dong Soo sudah tumbuh, tapi masih tak dapat melawan dirinya dan yang lainnya. Chun kemudian melepaskannya, dan ketika Dong Soo mulai menyerang lagi, Chun membuatnya terhuyung-huyung jatuh dengan sebuah pukulan. Chun memberitahu bahwa jika Dong Soo menyerang lagi, maka ia akan benar-benar membunuh Dong Soo.
Chun kemudian memandang pada Dong Soo dan Un bergantian, kemudian tertawa. Dia memberitahu mereka berdua bahwa ia tak dapat memgetahui kemana nantinya takdir akan membawa mereka.
Sementara Dong Soo merintih di tanah, kesakitan dan tak mampu bangkit, Chun bertanya pada Un apakah Ji Sun adalah anak itu (gadis yang memiliki tato map di punggungnya), Un mengiyakannya. Chun mengangkat Ji Sun dan memanggulnya kemudian pergi dengan Un mengikuti di belakang Chun. Saat Un melewati Dong Soo, ia berhenti sejenak dan memberitahu Dong Soo bahwa Dong Soo harus hidup lebih lama untuk membalas dendam padanya.
Dong Soo berteriak beberapa kali lagi dan kemudian terdiam. Jin Ju sampai di tempat itu menemukan Dong Soo berlutut dalam diam. Jin Ki menyusul datang, dan merasa ngeri menemukan Pangeran yang sudah meninggal. Kemudian selanjutnya Gwang Taek dan Sa Mo datang, sangat shock dengan hasil ini dan kegagalan dari rencana pelarian Pangeran.
Gwang Taek menemukan Ji sedang bersembunyi di sekitar tempat itu. Gwang Taek bertanya mengapa Ji di sini dan Ji memintanya untuk memaafkannya dan membunuhnya saja. Ji memohon agar Gwang Taek membunuhnya. Gwang Taek menggelengkan kepalanyad dan mengatakan bahwa meskipun Ji bersedia menukar hidupnya pun semuanya tak akan bisa kembali seperti semula. Tanpa Ji sadari sebuah mutiara hitam jatuh dari lengan bajunya. Ji mengatakan kalau ia akan mengusahakan untuk mengembalikan “anak itu” pada mereka, yang dimaksudnya adalah Ji Sun.
Gwamg Tael sampai ke sebuah rumah yang hancur, yang ternyata adalah tempat pembuat pedang yang sebelumnya membawa Gwang Taek ke markas Hoksa Chorong, dan suara Chun berkumandang padanya dari ruangan lain. Chun mengatakan kalau ia menunggu Gwang Taek di sini, tapi tidak ada keinginan untuk bertarung hari ini. Gwang Taek mengatakan padanya kalau hari ini Chun sudah bertindak terlalu jauh. Sekarang Gwang Taek benar-benar ingin membunuhnya.
Chun memberitahu Gwang Taek bahwa ia lebih suka bertemu denganya di hari di mana mereka berdua dalam kondisi terbaik, bukan di hari seperti ini ketika Gwang Taek sedang marah. Gwang Taek bertanya apakah Chun takut padanya. Chun mengatakan kalau ia takut, dan kemudian tertawa, berujar kalau ia tahu keahliannya tidaklah sedalam Gwang Taek, mungkin sekarang ia seharusnya lari saja … Chun memberitahu Gwang Taek kalau mereka berdua akan bertemu dan bertarung lagi.
Di Istana, dua anakbuah Im membuka kotak
penyimpanan beras. Cho Rip diganti dengan tubuh Pangeran, yang sudah
dibersihkan, dan senjata tombak Pangeran dihadirkan pada Raja, bersama
dengan berita bagaimana rencana pelarian itu gagal. Cho Rip kembali ke
rumah Sa Mo dan menemukan Dong Soo ternyata sudah tak sadarkan diri.
Beberapa waktu kemudian, sang pangeran muda (Yi San) ada di kota bersama beberapa pengawal …. untuk diketahui, setelah kematian ayahnya, sang Pangeran Yi San dan ibunya, Putri Heongyong diusir dari Istana untuk beberapa saat.
Sebulan kemudian, Cho Rip melapor pada Sa Mo kalau Dong Soo keluyuran di luar. Semua orang segera diutus untuk mencarinya.
Pada saat itu, Gwang Taek dijemput untuk menemui sang Pangeran muda. Tapi ternyata sang Pangeran juga tidak ada. Dia sedang keluyuran di pasar, melihat-lihat ke sekeliling. Pengawal Hong (heh ?? Ga mati tuh dicekik sama Chun? … aneh banget … ahahaha ) melihat si Pangeran muda dan mengenalinya.
Di tempat yang sama, Dong Soo juga sedang ada di pasar berjalan dengan setengah terhuyung-huyung, menyenggol ke sana kemari, baik orang maupun barang-barang. Dia menjatuhkan barang-barang seorang pedagang dan dipukuli ketika si Pangeran muda lewat. Pangeran menghentikan pemukulan itu dan menawarkan untuk membayar kerusakan. Sementara si pengawal pribadi Hong membidikkan anak panahnya, Pangeran menyadari kalau ia sebenarnya juga tidak membawa uang, dan dituduh berkompolot dengan Dong Soo. Ketika si pedagang mulai untuk mengancam sang Pangeran, Dong Soo tiba-tiba menangkap anak panah yang sedang melesat di udara, beberapa inci dari Pangeran.
Beberapa rekannya datang ke tempat itu dan mencoba untuk memahami apa yang terjadi. Sa Mo dan Cho Rip segera menggiring Dong Soo kembali ke rumah, sementara Pangeran bertanya apakah itu adalah Dong Soo yang ia pernah dengar. Kembali ke ruangan Pangeran, Gwang Taek memberitahunya mengenai apa yang terjadi sebenarnya terhadap ayahnya dan menjelaskan inilah mengapa sang Pangeran muda juga harus berhati-hati dan waspada setiap saat.
Tuan Hong mendengar laporan dari sang Pengawal Pribadinya, dan sangat frustasi mendengar bahwa Gwang Taek selalu berada di sekitar Pangeran. Dia juga mendapatkan laporan mengenai Dong Soo, dan anakbuah serta pengawal pribadi Tuan Hong berpendapat sama bahwa Dong Soo telah menjadi seorang idiot. Tuan Hong memberikan sebuah buku pada pengawal pribadinya dan menyuruhnya untuk menyerahkan itu pada markas Hoksa Chorong, kemudian menyuruh bawahannya untuk memeriksa lagi kondisi Dong Soo.
Jin Ju,di lain pihak, masih mencoba untuk memahami siapa itu Ji. Dia menemukan mutiara hitam di tempat Pangeran mati, dan mengira kalau itu milik ayahnya, yang selama ini dibawa. Jin Ju pergi mencari ayahnya, yang keluar untuk menghubungi Ji. Ji memberitahu Jin Ki bahwa Jin Ju telah mellihatnya. Jin Ju menghentikan Jin Ki yang sedang dalam perjalanan pulang dan bertanya apa yang dikerjakan oleh ayahnya. Jin Ki tak menjawab dan balik bertanya apakah ada berita mengenai Dong Soo, dan Jin Ju memberitahu padanya mengenai apa yang terjadi.
Jin Ki bertanya apakah itu yang membuatnya marah, dan Jin Ju menjawab tidak, itu masa lampau. Sekarang yang membuatnya kesal adalah mutiara hitam. Jin Ki mengelak topik itu dan mengatakan kalau ia banyak pekerjaan. Jin Ki berusaha memutar dan menutupinya, tapi Jin Ju mengatakan “Tidak, yang ini adalah milikmu dan ini adalah milik wantia itu …” Jin Ki memberitahu anaknya bahwa itu hanyalah mutiara biasa, dan pergi. Jin Ju mendengar sebuah suara, dan melihat seseorang meninggalkan tempat itu. Jin Ju mulai mengikutinya.
Jin Ju berhenti dan mengatakan kalau dirinya sangat ahli dalam melacak, dan ketika ia menghirup udara, menyadari kalau ada bau pewangi, dan itu seperti milik Ji. Jin Ju berasumsi kalau Ji dapat mendengarnya dan memberitahunya kalau ia ingin tahu mengapa ayahnya memiliki mutiara yang sama dengannya. Jin Ju akhirnya membuat kesimpulan kasar, “Mungkinkah, apakah mungkin, kau adalah ibuku?” Ji tetap bersembunyi tapi menangis diam-diam …
Di markas para bandit, Jin Ki merenungkan mutiaranya.
Kilas balik …
Ji mau pergi dan Jin Ki berlari mengejarnya bertanya pada Ji bagaimana ia harus menamai anak Ji. Ji tidak menjawabnya dan melanjutkan langkahnya untuk pergi, dan Jin Ki berdiri di sana memegang sang bayi. Jin Ki kemudian melihat mutiara yang telah ditinggalkan oleh Ji dan mengambilnya. Dia melihat ke arah bayi itu dan kemudian ke mutiara, memutuskan bahwa bayi itu seharusnya dinamai 진주 = Jin Ju = Mutiara.
Pengawal Tuan Hong mengantarkan buku ke Chun. Ternyata buku itu adalah buku Kumpulan Seni Bela Diri milik Gwang Taek. Chun melemparkannya ke api. Un datang dan Chun bertanya apakah ia sudah pulih, dan Un mengiyakannya.
Di rumah Sa Mo, bawahan Tuan Hong mengawasi dan menyimpulkan bahwa Dong Soo benar-benar sudah miring otaknya, dan kembali untuk melaporkan pada Tuan Hong. Dia memberitahu Hong bahwa anak itu kelihatannya ada hubungannya dengan Sa Mo dan Gwang Taek dan benar-benar sudah miring otak. Dae Ung (si In) bertanya bukankah dia itu adalah anak dari Baek Sa King, bukankah demikian? Tuan Hong mengiyakannya dan mengatakan kalau Dong Soo tidak seharusnya dibiarkan hidup. Dae Ung bertanya mengapa mereka merasa terganggu oleh seorang yang miring otak? Hong memberinya panangan menakutkan, jadi Dae Ung mengatakan: “Baiklah, terserahlah, maka kami akan membunuhnya.”
Tuah Hong pergi melapor kepada Ratu, yang bertanya bagaimana Pangeran muda. Tuan Hong menasihatinya bahwa percobaan pembunuhan gelap Pangeran kelihatannya suatu tindakan bodoh sekarang.
Ratu bertanya megnapa mereka harus membuang kesempatan ketika Pangeran ada di luar Istana. Hong menjawab bahwa dengan Gwang Taek yang selalu ada di sisinya, Pangeran dilindungi dengan ketat. Di lain pihak, Tuan Hong berpikir bahwa mereka tak dapat memukulnya begitu saja di luar Istana, mungkin mereka dapat mengembalikannya ke Istana, dan mengendalikan setiap tindakannya sehingga lebih mudah membunuhnya di Istana. Jadi Ratu pergi menemui Raja dan membujuknya untuk membawa sang Pangeran masuk ke Istana lagi.
Jin Ju pergi ke rumah Sa Mo, dan di sana ia menukan Cho Rip sedang melamun juga menjaga Dong Soo. Jin Ju meraih Dong Soo dan memberitahu Cho Rip untuk mengikutinya. Jin Ju berpikir kalau Dong Soo mengalami kejutan yang hebat maka mungkin akal sehatnya kembali. Jin Ju ingin mendorongnya ke dalam air, menduga jika Dong Soo ingin hidup pasti akan berenang. Cho Rip mersa kalau ini adalah ide yang sangat buruk. Ketika ia mencoba untuk menghentikan Jin Ju mendorong Dong Soo ke air, Cho Rip tak sengaja membuat dirinya sendiri dan Jin Ju justru yang jatuh ke dalam air bukannya Dong Soo …. ahahahaha ….
Ketika mengetahui kalau mereka tak berhasil mendorongnya ke dalam air, mereka berdua bermain-main air dan berhasil mendapatkan sedikit perhatian dari Dong Soo untuk pertama kalinya dalam sebulan ini. Saat mereka berdua mengeringkan badan dan bermain-main, Dae Un sedang bersembunyi mengawasi ketiganya. Jin Ju dan Cho Rip pergi sebentar, meninggalkan Dong Soo sendirian di dekat sungai. Dae Ung dengan santainya berjalan mendekati Dong Soo dan memanggilnya. Dong Soo sama sekali tak memandangnya, sepenuhnya mengabaikan Dae Ung. Ketika kemudian Dong Soo melihatnya dan tersenyum, Dae Un memutuskan untuk melihat apakah ia benar-benar sudah miring otaknya dan mengayunkan pedangnya ke leher Dong Soo. Dong Soo sama sekali tak bergerak sedikitpun. Dae Ung tak dapat memaksa dirinya untuk membunuh Dong Soo. Dan ini pertama kalinya bagi Dae Ung untuk melakukan itu.
Nantinya, Gwang Tek memutuskan untuk menggunakan metodenya sendiri dalam menyembuhkan Dong Soo. Gwang Taek membawanya keluar dan memukulinya saat siang hari. Jin Ju memohon Sa Mo agar ia menghentikan pemukulan itu sebelum Dong Soo benar-benar terbunuh, tapi Sa Mo mengatakan kalau ia tak bisa melawan Gwang Taek. Don gSoo akhrinya mengangkat tangannya untuk menangkis tongkat Gwang Taek, tapi selain itu tak banyak reaksi yang dilakukannya.
Sementara itu di markas Hoksa Chorong, Un diangkat sebagai pengganti In. Semua pembunuh gelap harus berlutut di hadapannya ketika Un mengambil posisinya sebagai Pimpinan Ketiga dari Hoksa Chorong ….
Dan Dong Soo masih seperti orang idiot ….
0 comments:
Post a Comment